♥ Check these out! ♥

Selasa, 20 April 2010

Bisnis Online di Facebook (2) Persempit Gerak "The Liars"

Selasa, 20 April 2010

KOMPAS.com — Selalu saja ada pihak-pihak yang memanfaatkan celah untuk mengeruk keuntungan dari sebuah kegiatan bisnis. Begitu pula dengan maraknya toko online yang berbisnis melalui situs jejaring sosial Facebook.

Tak perlu takut berbelanja online, tetapi hanya perlu waspada dan memahami bagaimana modus-modusnya. Pakar strategi dan pemasaran bisnis online, Nukman Luthfie, mengatakan, dibuatnya sebuah grup yang mewadahi para penjual dan pembeli sangat baik untuk menciptakan kegiatan bisnis yang “sehat” di Facebook.

Maraknya penipuan menurut dia bukan sesuatu yang harus terlalu disikapi berlebihan, melainkan perlu pencegahan guna mempersempit ruang gerak “the liars” alias penipu-penipu.

“Misalnya dengan berbagi pengalaman bagi mereka yang pernah ditipu, baik oleh onlineshop maupun oleh pembeli. Kalau banyak di-share kan akan lebih banyak orang yang waspada sehingga penipu-penipu ini akan lebih mudah terbaca modusnya,” kata Nukman kepada Kompas.com, pekan lalu.

Pengelola grup Blacklist & Whitelist Seller or Buyer of Online Shop, Chairunnisa Dian, mengatakan, modus yang dijalankan oleh orang-orang tak bertanggung jawab itu memang cukup beragam. Ia menjelaskan, modus pembeli macam ini biasanya mengaku sudah melakukan transfer dan meminta agar barang segera dikirimkan ke alamatnya. Pembeli seperti ini cenderung memanfaatkan sikap penjual yang mengabaikan pengecekan apakah transferan si pembeli benar-benar sudah masuk ke rekeningnya. “Modus penipuan buyer biasanya bilang kalau dia udah transfer, padahal belum,” kata Chairunnisa.

Lebih ekstrem lagi, pembeli nakal bisa mengakali penjual dengan mengirim hasil scanner atau bukti SMS banking yang telah direkayasa. Biasanya, penjual akan langsung percaya bahwa konsumennya memang telah melakukan transaksi. Adapun modus penipuan oleh onlineshop fiktif biasanya menggunakan cara pembelian dengan sistim pre-order alias pemesanan dengan down payment (uang muka) terlebih dahulu.

“Penjual nanti bilang barangnya pre-order, kemudian minta cepet-cepet transfer uang atau malah minta buyer untuk beli lebih banyak supaya dapat diskon. Ujung-ujungnya, setelah buyer transfer, buyer di-remove dari FB onlineshop-nya,” ujarnya.

Modus lainnya, “Misalnya buyer memesan baju A, enggak taunya yang datang baju B. OS (onlineshop) itu bilang salah kirim dan minta barang yang salah dikirim ulang. Setelah barang yang salah dikirim ulang, OS-nya ngilang. Ada lagi OS yang kirim barang yang udah rusak atau enggak sesuai sama foto. Sering dibilang baju impor, enggak tahunya baju Indonesia yang dibuat jiplakan dari baju Korea,” kisah Chairunnisa.

Modus-modus ini diketahui dari “curhatan” onlineshop atau buyer yang menuliskannya di discussion board grup Blacklist & Whitelist Seller or Buyer of The Onlineshop. Beberapa masalah terselesaikan setelah admin grup, buyer, dan onlineshop yang tergabung di grup tersebut membantu melacak profil “the liars”. Bahkan, ada pula yang berhasil mendapatkan uangnya kembali.

Onlineshop fiktif biasanya mencomot alias mengopi foto dari onlineshop lain dan membuat seolah-olah barang tersebut adalah barang dagangannya. Setelah ada orderan dan menerima transfer pembayaran, ia akan menghilang. Tak hanya me-remove pembeli yang sudah bertransaksi, sejumlah the liars bahkan ada yang langsung menghilangkan akun Facebook-nya. Aksi-aksi seperti ini diakui oleh sejumlah pemilik onlineshop merugikan mereka yang benar-benar serius membangun bisnis online.

“Mau curhat nih... sejak rame kasus OS (onlineshop) banyak yang nipu jadi sepi pembeli, jadi enggak semanget :( hufttt...,” keluh pemilik onlineshop, Avicena.

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh pemilik onlineshop lainnya, “aku aja yang ready stock gini aja masih sepi lho..aku pikir kenapa kok pada enggak ada yang liat-liat. Yang comment pun jarang lho! Aduh...itu yang nipu-nipu kok kebangetan yaaa....kasian kita-kita yang serius dan bergantung ke onlineshop kaya gini yaaa,” timpal Chinkchink Shop.

Panjang tidaknya “umur” bisnis online di Facebook memang akan bergantung pada tren jejaring ini sendiri. Sepanjang tak ada pihak-pihak yang mengeruk keuntungan “haram” dan menghancurkan rasa percaya di kalangan komunitas dunia maya, bisnis di Facebook kemungkinan akan lama bertahan. Catatannya, waspada dan mengamati dengan jeli dengan siapa Anda bertransaksi. (Bersambung)




Source : Kompas.com


1 komentar:

NegeriAds.com Solusi Berpromosi mengatakan...

Media sosialisasi di Internet memang sangat bagus untuk menunjang bisnis, namun tetapi tetap kita bersikap positif...demi kelangsungan adanya media facebook ini...thanks infonya sob