♥ Check these out! ♥

Kamis, 22 April 2010

Bisnis Online di Facebook (3) Panduan Hadapi "The Liars"

Kamis, 22 April 2010

KOMPAS.com — Maraknya penipuan dalam transaksi bisnis online tak perlu menimbulkan ketakutan berlebihan. Pakar strategi dan pemasaran bisnis online, Nukman Luthfie, mengatakan, dalam berbelanja online diperlukan sikap waspada karena dasar dari transaksi di dunia maya ini adalah trust alias kepercayaan.

Nah, apa yang harus dijadikan panduan berbelanja online secara aman? Salah satu yang sedang booming adalah menjamurnya toko online di situs jejaring sosial Facebook. Nukman mengungkapkan, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah meng-capture dan menyimpan data-data penting, baik pemilik toko maupun pembeli. Keduanya bisa menghindari dan berjaga-jaga jika suatu waktu terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Akun FB (Facebook) bisa dibuat oleh siapa saja, orang bisa berganti akun kapan dia mau. Jangan lupa menyimpan datanya, seperti nama, dan identitas lainnya setiap ada transaksi di FB. Capture beberapa fotonya, kalau bisa foto yang tidak sendiri, lihat konsisten enggak fotonya. Kita kan enggak tahu dia yang mana,” kata Nukman kepada Kompas.com pekan lalu.

Nukman menyarankan, jangan melayani undangan berteman (request friend) yang tanpa menggunakan foto profil. Hal ini untuk mencegah akun tak bertanggung jawab.

Berikutnya, amati profil orang yang bersangkutan dan kegiatan di wall-nya. “Dari situ kita bisa tahu karakter orangnya bagaimana. Amati komentar-komentar orang lain bagaimana. Jadi, langkahnya, berteman dulu, cek profilnya, kemudian yakini bahwa dia benar, tidak fiktif,” ujarnya.

Langkah selanjutnya, jangan melakukan transaksi besar untuk kali pertama transaksi. Sebaiknya, beli satu atau dua produk untuk melihat apakah penjual bisa dipercaya. Nukman juga mengingatkan, jika transaksi besar, maka jangan gunakan down payment atau uang muka.

“Kalau beli besar, ketemu dulu lebih baik atau, untuk penjual, minta full payment. Kalau bayar DP riskan ditipu ketika si pembeli sudah mendapatkan barangnya. Dia bisa kabur begitu saja,” kata Nukman.

Kelemahan mengamati hal-hal di atas, sering kali dimanfaatkan sebagai celah bagi komplotan penipu untuk mengeruk keuntungan. Setidaknya, itu pula yang terungkap dari sejumlah cerita para pemilik onlineshop dan pembeli yang dituangkan dalam laman grup Blacklist & Whitelist Seller or Buyer of The Onlineshop.

Tak sedikit penjual yang ditipu pembelinya. Modusnya, melakukan pembelian dalam jumlah besar dan membayar uang muka. Kemudian, sang pembeli meminta barang segera dikirimkan. “Karena sudah percaya, maka penjual mengirimkan barangnya, setelah itu pembelinya kabur,” ujar pengelola grup Blacklist & Whitelist Seller or Buyer of The Onlineshop, Chairunnisa Dian.

Hal yang sama juga terjadi pada pembeli. Pemilik toko online fiktif kerap mendesak pembelinya segera mentransfer sejumlah uang. Setelah uang ditransfer, ia akan di-remove dari daftar teman dan keberadaannya sulit dilacak. Admin grup yang merupakan wadah bagi penjual dan pembeli itu pun memberikan sejumlah panduan aman bagi pembeli dan penjual dalam bertransaksi secara online.

Hal awal yang bisa dipantau oleh calon pembeli :
Cek nomor telepon dan e-mail. Setelah itu, coba lakukan pencarian di search engine di Google. Dari pencarian ini biasanya akan diketahui profil-profil penjual yang pernah melakukan penipuan.

Cek alamat lengkap penjual, telepon berikut kode areanya, dan hubungi nomor tersebut.

Selain itu, kita juga bisa menggunakan jasa perantara transaksi seperti http://www.skbdn.com.

Untuk penjual:
1. Waspadai jika ada pembeli yang mengatakan, "Saya minta cepat barang diantar hari ini dengan jumlah xxx (agak banyak)". Tak jarang, hal ini dilakukan hanya untuk mendapatkan barang tanpa melakukan pembayaran.

2. Modus lainnya, "Saya udah transfer, tolong kirim cepat" dan ternyata transferan tidak pernah dilakukan. Namun, cara ini cenderung bisa dihindari karena sebagian besar pemilik toko online sudah menggunakan SMS atau internet banking sehingga bisa melakukan pengecekan langsung.

3. Hindari transaksi Sabtu dan Minggu karena pada hari tersebut mutasi rekening internet banking ikut libur.

Bisnis online memang memberikan keuntungan, baik bagi pembeli maupun penjual. Seorang konsumen online, Lina, mengatakan, dengan berbelanja online, ia merasa dimudahkan dari sisi waktu dan bisa menjelajah banyak barang di beberapa onlineshop untuk mendapatkan harga termurah.

“Enggak capek. Bayangkan, kalau kita belanja ke mal, keliling ke sana sini kan capek. Apalagi kadang enggak bisa ditawar. Belanja online, kita masih bisa nawar dan barangnya juga bagus-bagus, kok. Harganya kadang juga lebih murah. Alhamdulillah, saya sih ketemu onlineshop yang baik-baik aja. Biasanya saya komunikasi dulu untuk tahu karakter penjualnya. Setelah itu, feeling aja, oh ini bisa dipercaya,” ujar Lina.

So, hanya perlu waspada, tak perlu “parno”! (Habis)




Source : Kompas.com


0 komentar: